Kabur Sejenak dari Kepenatan Kota : Wisata Gunung Bunder

/
5 Comments
Anda tinggal di jakarta? Pastinya sudah sangat akrab dengan segala hiruk pikuk keseharian di Jakarta. Macet, kecelakaan lalu lintas, waktu yang padat, udara yang kotor dan terasa sumpek. Bosan kah? Seringkali pasti terasa demikian. Warga Jakarta yang super sibuk pasti ingin liburan yang menyenangkan untuk melepas penat, tapi kemana? Puncak? Puncak di saat weekend juga tidak bersahabat lalu lintasnya. Belum banyak warga jakarta yang tahu bahwa wisata alam di Bogor tidak hanya Puncak, melainkan ada satu kawasan taman nasional di Gunung Bunder yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Gunung Bunder adalah sebuah desa di kabupaten Bogor yang terdapat sebuah taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jaraknya tidak terlalu jauh dari jakarta. Mungkin mirip dengan jarak ke Puncak. Lalu, ada apa di Gunung Bunder? Taman Nasional Gunung Halimun Salak memiliki banyak air terjun yang bisa kita kunjungi bersama keluarga, tentunya dengan budget yang murah. Di taman nasional ini juga terdapat hutan pinus yang bisa digunakan untuk berkemah dengan suasana pinus dan view yang indah. Saya sendiri sudah 3 kali ke daerah gunung bunder, dan pengalaman saya akan saya rangkum disini.

Bagaimana cara ke gunung bunder?
Ke kawasan ini bisa dengan 2 jalur, melewati Cibatok-Gunung Picung, atau lewat Cikampak. Plus minusnya, kalau melewati jalur cibatok, jalanannya lebih bagus, beraspal dan tidak banyak lubang, namun lebih jauh. Jika lewat Cibatok, maka pemandangan yang akan anda temukan pertama adalah areal persawahan yang berbentuk sengkedan (terasering/berundak). Namun jika memilih jalur Cikampak, anda akan disuguhkan pertama kali dengan pemandangan hutan pinus. Sayangnya, jalurnya masih banyak yang rusak, bahkan setelah beberapa ratus meter masuk kawasan taman nasional jalanannya tak beraspal dengan jalan berbatu yang rusak, tapi lebih cepat mencapainya.
Untuk mencapai cikampak, anda ambil jalur ke Dramaga, ke arah Leuwiliang, melewati kampus IPB. Setelah sampai di pasar Ciampea, ada percabangan jalan di sebelah kiri, atau tandanya ada Indomaret yang terletak persis sebelum percabangan jalan. Nah kalau mau lewat jalur Cibatok maka anda lurus terus.
Jika anda menggunakan city car atau sedan dan ingin jalan yang relatif aman, sebaiknya ambil jalur cibatok. Namun jika anda menyukai petualangan anda juga bisa lewat Cikampak, namun harus berhati-hati dan dengan skill mengendara yang baik. Jika menggunakan motor, pastikan mesin motor anda tidak kepanasan, radiator dalam keadaan baik, terutama untuk mesin matic. Karena banyak kasus motor mogok karena radiator bermasalah. Wajar, motornya dipaksa menanjak dalam waktu lama.
Bagaimana dengan angkutan umum? Sebaiknya anda tetap sewa mobil angkot seharian. Anda bisa berganti angkot beberapa kali, namun hanya sampai terminal kecil di bagian bawah Cikampak, tetap harus menggunakan ojek untuk mencapai taman nasionalnya. Pulangnya tentu lebih repot karena lagi-lagi harus mencari ojek.

Apa yang bisa dilihat di Gunung Bunder?
Yang pertama adalah hutan pinus. Kawasan ini dapat langsung anda lihat saat masuk pintu Taman Nasional dari arah cikampak. Tempat ini adalah spot terbaik untuk melihat pemandangan kota Bogor dari ketinggian. Spot ini banyak dimanfaatkan untuk berkemah.




Setelah hutan pinus kita harus menempuh jalan sekitar 5 menit, melewati jalan berbatu besar untuk mulai menemukan air terjun. Air terjun pertama yang ditemui adalah Curug Cihurang. Curug ini berada cukup dekat dari tempat parkir mobil. Biaya masuknya 5000 rupiah. Air terjun ini cukup kecil, namun sayang sudah tidak alami. Di pinggir kolamnya ada perosotan. Tapi jika ingin membawa balita, curug ini yang paling aman.

Curug Cihurang
5 menit perjalanan setelah Curug Cihurang, kita bisa menemukan Curug Pangeran. Sayang saya belum berkesempatan masuk ke kawasan curug Pangeran.

Setelah curug pangeran, di sebelah kanan ada curug Goa Lumut. Curug Goa lumut dapat dicapai dengan berjalan kaki dengan lintasan menurun melewati tangga batu sekitar 5 menit. Perjalanan itu dihiasi dengan pemandangan kebun warga. Motor dan mobil dapat diparkir di kawasan Curug Ngumpet yang letaknya memang dekat dengan curug goa lumut. Untuk masuk curug Goa Lumut, anda harus merogoh kocek 6500 rupiah. Curug goa lumut berada di tebing batu landai yang otomatis licin saat hujan, oleh karena itu  harus ekstra hati-hati saat menuruninya. Curug Goa Lumut tergolong kecil, dan tidak ramai pengunjung, namun justru itu yang membuat curug goa lumut asik untuk dikunjungi bersama dengan kawan.

Kolam air terjunnya kecil dan tidak terlalu dalam sehingga relatif aman untuk berenang, tapi harus ekstra hati-hati

Gua atau lubang batu kecil dan berlumut dapat terlihat di foto ini
Disebut goa lumut karena ada lubang goa kecil di batu bagian belakang air terjun, dan batunya berlumut. Air di kolam itu jernih sekali bukan? dan dingin!

Setelah Goa lumut, kita bisa melihat curug Ngumpet, tiket masuknya sama dengan goa lumut, 6500 rupiah. Curug Ngumpet tingginya sekitar 50 meter dengan debit yang cukup tinggi. Kita harus berjalan sekitar 5-10 menit dengan jalan setapak yang cukup aman dan rapi untuk menuju curug dari parkiran. Curug ngumpet ini berundak, dengan batu-batu yang aman. Banyak keluarga yang membawa balita main air di undakan ini. Namun jangan berenang di sini, debit air yang besar menyebabkan kolam air terjun menjadi lebih dalam dan pusaran airnya kencang.


Lihat papan kecil yang digantung itu? itu adalah batas berenang di curug ngumpet. Saat saya berkunjung debitnya memang tidak terlalu besar, namun untuk keamanan diri masing-masing, sebaiknya tidak berenang di kolam air terjunnya.

Nah, curug yang menjadi favorit saya adalah Curug seribu. Air terjun terbesar, dengan debit air tertinggi di kawasan ini, tempatnya lebih terpencil. Untuk mencapai parkirannya saja, anda harus melewati jalan berbatu yang cukup sulit, terutama untuk mobil dengan ground clearance kecil, dan motor matic, dan jarak dari jalan utama ke parkiran curug seribu cukup jauh. Tiket masuknya memang lebih murah, 5000 rupiah, dan kita harus mencatatkan nama dan alamat sebelum mulai masuk trek. Untuk mencapai air terjun, butuh effort yang luar biasa! 1 jam jalan kaki dari parkiran, dengan jalur yang menantang. Melewati tangga batu yang di sebelahnya langsung tebing jurang, dengan ritme perjalanan menanjak, menurun, melewati tangga curam yang licin kala hujan. Setengah perjalanan, pengunjung akan menemukan air terjun kecil yang cukup melunturkan lelah. Namun perjalanan belum usai. Tapi semakin jauh berjalan, suara deburan air terjun seakan semakin memanggil. Di beberapa spot, ada pohon besar yang tumbang melintang jalan, sehingga kita harus berjalan menunduk di kolog pohon tumbang itu. Saat tiba di spot jalur yang paling tinggi, kita bisa melihat air terjun kecil yang tersebar di tebing itu, jadi seperti dinding besar yang dialiri air.




Curug seribu tingginya sekitar 100 meter dengan debit air yang besar. Wajar saja bila kolam air terjunnya mencapai 50 meter dalamnya, dengan pusaran air terjun yang kencang. Jangan berenang di kolam utamanya, lebih baik bermain air di kolam undakan bagian bawah, karena arusnya tidak terlalu kencang. Kabarnya, 4 orang pemuda meninggal terseret pusaran air di kolam utama curug ini dan jenazahnya sulit muncul ke permukaan saking kencangnya pusaran air itu.




Bermain air di air terjun harus ekstra hati-hati, apalagi jika bersama kawan-kawan, jangan melakukan hal konyol yang bisa membahayakan nyawa. Jika langit mendadak gelap, lebih baik jangan berenang, dikhawatirkan di puncak gunungnya sudah hujan sehingga bisa terjadi air bah meskipun di curug hujan belum turun. Selain itu harus terus mewaspadai jatuhnya batu dari tebing. Tebing di bagian kanan curug seribu cukup rentan sehingga seringkali batu berjatuhan, dari yang ukurannya kecil hingga besar. Saat ingin berfoto, spot foto itu ternyata adalah tebing tanah yang rapuh, jadi tidak bisa kita terlalu aktif beramai-ramai disana, pun pegangannya hanya bambu. Bapak penjaga keamanan curug ini selalu mengingatkan koq kalau ada pengunjung yang membahayakan diri sendiri. Sayangnya peringatan bapak ini sering tak dihiraukan oleh pengunjung.

Lapar sehabis perjalanan menuju curug? Jangan khawatir, isi tenaga anda dulu sebelum memulai perjalanan pulang. Ada penjual mi rebus dan minuman hangat koq. Memang harganya mahal, 12 ribu untuk semangkuk mi instan, 5-8 ribu untuk minuman hangat, tapi tak apa lah, daripada pingsan kelelahan sebelum tiba kembali di pos masuk.

Saran saya, jangan gunakan sepatu yang licin seperti flat shoes, sandal jalan wanita atau fantopel. Lebih baik gunakan sepatu kets, atau sepatu gunung, atau sendal jepit, atau bahkan lebih baik bertelanjang kaki. Menggunakan sepatu flat atau semacam itu jauh lebih licin dan berbahaya. Lebih baik gunakan tas yang memungkinkan tangan anda bebas, seperti ransel atau tas selempang. Ada beberapa titik yang memaksa anda meraba, berpegangan tebing tanah dengan tangan jika hujan dan licin, terutama untuk perempuan.

Membawa makanan dan minuman ? boleh saja, tapi ingat, semua sampah, yang kecil apalagi yang besar, harus dibawa kembali ke tempat parkir, dan carilah tempah sampah disana. jangan mengotori alam kita yang masih asri dengan sampah.

Apa hanya itu?
Masih ada lagi, curug favorit warga dan keluarga, Curug Cigamea. Curug cigamea lebih dekat jika ditempuh dari pintu masuk taman nasional jalur cibatok.  Ada di sebelah kiri dari arah pintu masuk jalur cibatok, atau sebelah kanan jika masuk dari cikampak. Cigamea tingginya mirip curug ngumpet, tapi viewnya lebih indah. Sayang saya belum sempat mengunjunginya, hanya berdasarkan cerita warga lokal.
Selain Cigamea, juga ada pemandian air panas di gunung bunder ini.
Dan bagi para petualang yang hobi naik gunung, anda bisa memulai pendakian Gunung Salak dari pos Kawah Ratu, atau hanya untuk sekedar berjunjung ke Kawah Ratu. Pintu masuk Jalur kawah ratu terletak lebih dekat ke arah curug cihurang.

Ingin menginap? Di dalam kawasan taman nasional ini harga villanya masih cukup murah dan bervariasi, ada yang sederhana, dan ada resort mahal juga. Saya menginap di villa betawi bersama teman-teman saya di musim liburan, harganya hanya 750 ribu rupiah per malam dengan 2 kamar dan banyak ekstrabed. Jika ingin yang lebih mewah ada beberapa resort lain seperti The Michael Resort. Menginap di sekitar The Michael Resort lebih efisien karena letaknya dekat dengan curug ngumpet dan curug Goa lumut sehingga hanya perlu berjalan kaki sebentar saja untuk mencapai dua air terjun itu. Sebenarnya saya juga heran, mengapa bisa ada villa di kawasan taman nasional ya?

Gunung Bunder ini cocok untuk dikunjungi anak muda maupun keluarga. Liburan menginap di villa 2 hari satu malam dengan 18 orang hanya dengan 150 ribu per orang termasuk sewa mobil, 4 kali makan dan jagung bakar, masuk taman nasional, dan tiket 3 curug, itu cukup murah kan guys? (harga agustus 2014) Letaknya yang hanya 2 jam dari jakarta, banyak pilihan tempat kunjungan, budget yang sangat terjangkau membuat gunung bunder bisa menjadi alternatif liburan kalian. Wisata alam itu lebih seru daripada mall loh! Cintai dan lestarikan alam indonesia yuk, supaya keindahan yang seperti ini tetap terjaga sampai masa anak cucu kita. :)


You may also like

5 komentar:

  1. Keren depe foto-foto qq..
    :D

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. So lama nda wisata qt :-(
    Terakhir kali waktu SMA trg da wisata k taman dang (p)

    BalasHapus
  4. Minta infonya donk klo naik bis dr kp. rambutan?

    BalasHapus

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.